Semoga Saya Tidak Cedera Lagi

Semua orang tahu bahwa sepakbola adalah olahraga yang paling rawan cedera. Hampir bisa dipastikan setiap pemain sepakbola profesional pasti pernah mengalami cedera, mulai dari yang biasa-biasa sampai yang parah sekali, yang bahkan bisa mengakhiri karirnya dalam sepakbola.

Hanya saja, cederanya seorang pemain sepakbola profesional selalu ditopang oleh jaminan pengobatan dan perawatan dari klub tempat ia bermain. Inilah yang tidak diperoleh oleh orang yang bermain sepakbola sebagai amatiran. Oleh karena itu, pemain sepakbola amatiran harus benar-benar berhati-hati dan menghindari cedera ketika ia berlatih ataupun bertanding, karena tidak ada satu pihak pun yang akan menjamin biaya pengobatan ketika ia mengalami cedera.

Saya adalah satu dari sekian banyak pemain sepakbola amatiran. Tidak ada gaji yang saya peroleh dari bermain sepakbola. Sebaliknya, saya justru harus mengeluarkan uang sendiri untuk memenuhi berbagai kebutuhan yang diperlukan, seperti beli sepatu bola yang baru jika yang lama sudah jebol, iuran sewa lapangan, iuran beli kostum dan tentu saja …menanggung sendiri biaya pengobatan jika saya mengalami cedera. Untuk yang terakhir ini, kita bahkan bisa keluar biaya yang tidak sedikit. Bukan hanya itu, kita juga terancam tidak bisa menikmati permainan sepakbola lagi jika kita mengalami cedera yang benar-benar parah.

Sampai tulisan ini saya buat, saya sudah menghitung bahwa saya sudah mengalami empat kali cedera yang mengharuskan saya datang ke rumah sakit dan juru pijat urat. Cedera saya yang pertama adalah ketika kepala saya berbenturan dengan kepala pemain lain. Ketika itu kami sedang rushing menuju bola yang masih dalam keadaan melayang di udara. Lalu kami sama-sama melompat untuk melakukan heading pada bola. Ketika itulah terjadi benturan diantara kepala kami. Yang jadi masalah, bagian wajah saya atau tepatnya hidung saya termasuk bagian yang mengalami kontak dalam benturan tersebut.

Sesaat setelah benturan itu terjadi, saya langsung terjatuh ke tanah. Awalnya saya tidak merasakan apa-apa kecuali sedikit pusing. Begitu saya mencoba bangun, seorang pemain lain berteriak bahwa hidung saya mengeluarkan darah. Saya raba hidung saya, ternyata memang mengeluarkan darah. Makin lama darah makin deras mengucur dari hidung saya. Beberapa teman pun mencoba menghentikan darah tersebut dengan menggunakan kain perban.

Yang kemudian menjadi masalah adalah ketika saya mencoba memegang batang hidung saya. Saya merasa ada sesuatu yang aneh. Saya yakin sekali ketika itu bahwa tulang hidung saya telah bergeser dari tempatnya semula.

Akhirnya, saya diantar oleh salah seorang teman ke rumah sakit terdekat. Saya langsung menuju ke UGD. Bagian wajah saya dipotret dengan sinar X. Hasilnya memang sesuai dugaan saya. Ada pergeseran pada batang hidung saya. Seorang dokter THT akhirnya memutuskan untuk meluruskan kembali hidung saya tersebut. Alhamdulillah, semuanya berjalan dengan lancar.

Semenjak itu, saya pun lebih berhati-hati ketika bermain sepakbola. Tapi namanya sepakbola, yang namanya cedera sepertinya hampir mustahil untuk dihindari. Beberapa kali cedera berikutnya pun menyapa kakiku.

Cederaku yang kedua terjadi pada pergelangan (ankle) kaki kananku. Butuh waktu yang cukup lama untuk kembali normal. Bahkan, selama beberapa waktu saya harus memakai ankle support. Selama cedera, rasanya sakit sekali jika saya melakukan laces kick (instep kick). Karena itu sayapun terpaksa menahan diri untuk tidak melakukan long passing dan shooting. Tapi alhamdulillah, akhirnya Allah memberi saya kesembuhan. Sayapun bisa menggunakan kembali kaki kanan saya dengan normal. Hanya saja tidak lama berselang, kaki kanan saya itu kembali dihantam cedera. Itu adalah cedera saya yang ketiga.

Lama sesudah itu saya tidak lagi mengalami cedera. Sampai kemudian, seolah-olah menanti gilirannya, kaki kiri saya pun mengalami cedera akibat benturan. Lengkap sudah ketika itu, baik kaki kanan maupun kaki kiri sudah sama-sama merasakan cedera.

Saya hanya bisa berharap, semoga saya tidak lagi mengalami cedera. Meski, sayapun insyaallah akan maklum jika harus kena cedera lagi, karena begitulah sepakbola. Namun setidak-tidaknya, saya harus berusaha dengan cara semakin berhati-hati ketika berlatih dan bertanding. Bagaimanapun, saya masih membutuhkan banyak latihan. Sehingga, kerugian bagi saya jika porsi latihan saya berkurang karena dipangkas oleh masa-masa penyembuhan akibat cedera.

Terakhir, saya berharap bahwa cedera-cedera yang saya alami, baik yang ringan maupun yang lumayan, bisa menjadi penghapus dosa bagi saya. Dinyatakan dalam sebuah riwayat, tidaklah kaki seorang muslim terantuk batu kecuali dengan itu Allah akan menghapus suatu dosa yang pada dirinya. Amin.

Sama sekali saya tidak bermaksud mengeluh dengan tulisan saya ini. Bukan pula semata-mata untuk curhat, karena saya bukan tipe orang yang suka curhat. Tetapi, tulisan ini saya maksudkan sebagai kenangan bagiku. Mungkin untuk sepuluh tahun yang akan datang, yang mana saya mungkin akan melupakannya jika saya tidak menuliskannya. Barangkali orang lain juga bisa mengambil pelajaran dari tulisan saya yang ringan ini. Wallahu a’lam.

3 Replies to “Semoga Saya Tidak Cedera Lagi”

  1. Apakah betul bahwa semakin tua seseorang, kemampuannya untuk meregenerasi atau menyembuhkan diri dari kecelakaan parah semisal retak tulang jadi menurun. Mungkin juga ada nutrisi atau makanan tertentu yg bisa membantu mempercepat regenerasi dan pemulihan akibat cedera.

Tinggalkan Balasan ke Indri Batalkan balasan