Unsur-unsur Intrinsik dalam Prosa 29 Juli, 2009
Posted by abdurrosyid in Hobiku Menulis.Tags: alur, amanat, cerpen, gaya bahasa, intrinsik, latar, novel, plot, prosa, setting, sudut pandang, tema, tokoh, unsur
trackback
Yang dimaksud unsur-unsur intrinsik dalam sebuah karya sastra adalah unsur-unsur pembangun karya sastra yang dapat ditemukan di dalam teks karya sastra itu sendiri. Untuk karya sastra dalam bentuk prosa, seperi roman, novel, dan cerpen, unsur-unsur intrinsiknya ada tujuh: 1) tema, 2) amanat, 3) tokoh, 4) alur (plot), 5) latar (setting), 6) sudut pandang, dan 7) gaya bahasa.
1. Tema
Gagasan, ide, atau pikiran utama yang mendasari suatu karya sastra disebut tema. Atau gampangnya, tema adalah sesuatu yang menjadi dasar cerita, sesuatu yang menjiwai cerita, atau sesuatu yang menjadi pokok masalah dalam cerita.
Tema merupakan jiwa dari seluruh bagian cerita. Karena itu, tema menjadi dasar pengembangan seluruh cerita. Tema dalam banyak hal bersifat ”mengikat” kehadiran atau ketidakhadiran peristiwa, konflik serta situasi tertentu, termasuk pula berbagai unsur intrinsik yang lain.
Tema ada yang dinyatakan secara eksplisit (disebutkan) dan ada pula yang dinyatakan secara implisit (tanpa disebutkan tetapi dipahami).
Dalam menentukan tema, pengarang dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain: minat pribadi, selera pembaca, dan keinginan penerbit atau penguasa.
Dalam sebuah karya sastra, disamping ada tema sentral, seringkali ada pula tema sampingan. Tema sentral adalah tema yang menjadi pusat seluruh rangkaian peristiwa dalam cerita. Adapun tema sampingan adalah tema-tema lain yang mengiringi tema sentral.
2) Amanat
Amanat adalah ajaran moral atau pesan yang ingin disampaikan oleh pengarang melalui karyanya. Sebagaimana tema, amanat dapat disampaikan secara implisit yaitu dengan cara memberikan ajaran moral atau pesan dalam tingkah laku atau peristiwa yang terjadi pada tokoh menjelang cerita berakhir, dan dapat pula disampaikan secara eksplisit yaitu dengan penyampaian seruan, saran, peringatan, nasehat, anjuran, atau larangan yang berhubungan dengan gagasan utama cerita.
3) Tokoh
Tokoh adalah individu ciptaan/rekaan pengarang yang mengalami peristiwa-peristiwa atau lakuan dalam berbagai peristiwa cerita. Pada umumnya tokoh berwujud manusia, namun dapat pula berwujud binatang atau benda yang diinsankan.
Tokoh dapat dibedakan menjadi dua yaitu tokoh sentral dan tokoh bawahan. Tokoh sentral adalah tokoh yang banyak mengalami peristiwa dalam cerita.
Tokoh sentral dibedakan menjadi dua, yaitu:
- Tokoh sentral protagonis, yaitu tokoh yang membawakan perwatakan positif atau menyampaikan nilai-nilai positif.
- Tokoh sentral antagonis, yaitu tokoh yang membawakan perwatakan yang bertentangan dengan protagonis atau menyampaikan nilai-nilai negatif.
Adapun tokoh bawahan adalah tokoh-tokoh yang mendukung atau membantu tokoh sentral. Tokoh bawahan dibedakan menjadi tiga, yaitu:
- Tokoh andalan. Tokoh andalan adalah tokoh bawahan yang menjadi kepercayaan tokoh sentral (baik protagonis ataupun antagonis).
- Tokoh tambahan. Tokoh tambahan adalah tokoh yang sedikit sekali memegang peran dalam peristiwa cerita.
- Tokoh lataran. Tokoh lataran adalah tokoh yang menjadi bagian atau berfungsi sebagai latar cerita saja.
Penokohan adalah penyajian watak tokoh dan penciptaan citra tokoh. Ada dua metode penyajian watak tokoh, yaitu:
- Metode analitis/langsung/diskursif, yaitu penyajian watak tokoh dengan cara memaparkan watak tokoh secara langsung.
- Metode dramatik/tak langsung/ragaan, yaitu penyajian watak tokoh melalui pemikiran, percakapan, dan lakuan tokoh yang disajikan pengarang. Bahkan dapat pula dari penampilan fisiknya serta dari gambaran lingkungan atau tempat tokoh.
Adapun menurut Jakob Sumardjo dan Saini KM, ada lima cara menyajikan watak tokoh, yaitu:
- Melalui apa yang diperbuatnya, tindakan-tindakannya, terutama bagaimana ia bersikap dalam situasi kritis.
- Melalui ucapana-ucapannya. Dari ucapan kita dapat mengetahui apakah tokoh tersebut orang tua, orang berpendidikan, wanita atau pria, kasar atau halus.
- Melalui penggambaran fisik tokoh.
- Melalui pikiran-pikirannya
- Melalui penerangan langsung
4) Alur (Plot)
Alur adalah urutan atau rangkaian peristiwa dalam cerita. Alur dapat disusun berdasarkan tiga hal, yaitu:
- Berdasarkan urutan waktu terjadinya (kronologi). Alur yang demikian disebut alur linear.
- Berdasarkan hubungan sebab akibat (kausal). Alur yang demikian disebut alur kausal.
- Berdasarkan tema cerita. Alur yang demikian disebut alur tematik. Dalam cerita yang beralur tematik, setiap peristiwa seolah-olah berdiri sendiri. Kalau salah satu episode dihilangkan cerita tersebut masih dapat dipahami.
Adapun struktur alur adalah sebagai berikut:
- Bagian awal, terdiri atas: 1) paparan (exposition), 2) rangsangan (inciting moment), dan 3) gawatan (rising action).
- Bagian tengah, terdiri atas: 4) tikaian (conflict), 5) rumitan (complication), dan 6) klimaks.
- Bagian akhir, terdiri atas: 7) leraian (falling action), dan 8- selesaian (denouement).
Dalam membangun alur, ada beberapa faktor penting yang perlu diperhatikan agar alur menjadi dinamis. Faktor-faktor penting tersebut adalah:
- Faktor kebolehjadian. Maksudnya, peristiwa-peristiwa cerita sebaiknya tidak selalu realistik tetapi masuk akal.
- Faktor kejutan. Maksudnya, peristiwa-peristiwa sebaiknya tidak dapat secara langsung ditebak / dikenali oleh pembaca.
- Faktor kebetulan. Yaitu peristiwa-peristiwa tidak diduga terjadi, secara kebetulan terjadi.
Kombinasi atau variasi ketiga faktor tersebutlah yang menyebabkan alur menjadi dinamis.
Adapun hal yang harus dihindari dalam alur adalah lanturan (digresi). Lanturan adalah peristiwa atau episode yang tidak berhubungan dengan inti cerita atau menyimpang dari pokok persoalan yang sedang dihadapi dalam cerita.
5. Latar (setting)
Latar adalah segala keterangan, petunjuk, pengacuan yang berkaitan dengan waktu, ruang, suasana, dan situasi terjadinya peristiwa dalam cerita. Latar dapat dibedakan ke dalam tiga unsur pokok:
a. Latar tempat, mengacu pada lokasi terjadinya peristiwa yang diceritakan dalam sebuah karya fiksi.
b. Latar waktu, berhubungan dengan masalah ‘kapan’ terjadinya peristiwa-peristiwa yang diceritakan dalam sebuah karya fiksi.
c. Latar sosial, mengacu pada hal-hal yang berhubungan dengan perilaku sosial masyarakat di suatu tempat yang diceritakan dalam karya fiksi. Latar sosial bisa mencakup kebiasaan hidup, adat istiadat, tradisi, keyakinan, pandangan hidup, cara berpikir dan bersikap, serta status sosial.
6. Sudut pandang (point of view)
Sudut pandang adalah cara memandang dan menghadirkan tokoh-tokoh cerita dengan menempatkan dirinya pada posisi tertentu. Dalam hal ini, ada dua macam sudut pandang yang bisa dipakai:
a. Sudut pandang orang pertama (first person point of view)
Dalam pengisahan cerita yang mempergunakan sudut pandang orang pertama, ‘aku’, narator adalah seseorang yang ikut terlibat dalam cerita. Ia adalah si ‘aku’ tokoh yang berkisah, mengisahkan kesadaran dirinya sendiri, mengisahkan peristiwa atau tindakan, yang diketahui, dilihat, didengar, dialami dan dirasakan, serta sikapnya terhadap orang (tokoh) lain kepada pembaca. Jadi, pembaca hanya dapat melihat dan merasakan secara terbatas seperti yang dilihat dan dirasakan tokoh si ‘aku’ tersebut.
Sudut pandang orang pertama masih bisa dibedakan menjadi dua:
- ‘Aku’ tokoh utama. Dalam sudut pandang teknik ini, si ‘aku’ mengisahkan berbagai peristiwa dan tingkah laku yang dialaminya, baik yang bersifat batiniyah, dalam diri sendiri, maupun fisik, dan hubungannya dengan sesuatu yang di luar dirinya. Si ‘aku’ menjadi fokus pusat kesadaran, pusat cerita. Segala sesuatu yang di luar diri si ‘aku’, peristiwa, tindakan, dan orang, diceritakan hanya jika berhubungan dengan dirinya, di samping memiliki kebebasan untuk memilih masalah-masalah yang akan diceritakan. Dalam cerita yang demikian, si ‘aku’ menjadi tokoh utama (first person central).
- ‘Aku’ tokoh tambahan. Dalam sudut pandang ini, tokoh ‘aku’ muncul bukan sebagai tokoh utama, melainkan sebagai tokoh tambahan (first pesonal peripheral). Tokoh ‘aku’ hadir untuk membawakan cerita kepada pembaca, sedangkan tokoh cerita yang dikisahkan itu kemudian ”dibiarkan” untuk mengisahkan sendiri berbagai pengalamannya. Tokoh cerita yang dibiarkan berkisah sendiri itulah yang kemudian menjadi tokoh utama, sebab dialah yang lebih banyak tampil, membawakan berbagai peristiwa, tindakan, dan berhubungan dengan tokoh-tokoh lain. Setelah cerita tokoh utama habis, si ‘aku’ tambahan tampil kembali, dan dialah kini yang berkisah. Dengan demikian si ‘aku’ hanya tampil sebagai saksi saja. Saksi terhadap berlangsungnya cerita yang ditokohi oleh orang lain. Si ‘aku’ pada umumnya tampil sebagai pengantar dan penutup cerita.
b. Sudut pandang orang ketiga (third person point of view)
Dalam cerita yang menpergunakan sudut pandang orang ketiga, ‘dia’, narator adalah seorang yang berada di luar cerita, yang menampilkan tokoh-tokoh cerita dengan menyebut nama, atau kata gantinya: ia, dia, mereka. Nama-nama tokoh cerita, khususnya yang utama, kerap atau terus menerus disebut, dan sebagai variasi dipergunakan kata ganti.
Sudut pandang ‘dia’ dapat dibedakan ke dalam dua golongan berdasarkan tingkat kebebasan dan keterikatan pengarang terhadap bahan ceritanya:
- ‘Dia’ mahatahu. Dalam sudut pandang ini, narator dapat menceritakan apa saja hal-hal yang menyangkut tokoh ‘dia’ tersebut. Narator mengetahui segalanya, ia bersifat mahatahu (omniscient). Ia mengetahui berbagai hal tentang tokoh, peristiwa, dan tindakan, termasuk motivasi yang melatarbelakanginya. Ia bebas bergerak dan menceritakan apa saja dalam lingkup waktu dan tempat cerita, berpindah-pindah dari tokoh ‘dia’ yang satu ke ‘dia’ yang lain, menceritakan atau sebaliknya ”menyembunyikan” ucapan dan tindakan tokoh, bahkan juga yang hanya berupa pikiran, perasaan, pandangan, dan motivasi tokoh secara jelas, seperti halnya ucapan dan tindakan nyata.
- ‘Dia’ terbatas (‘dia’ sebagai pengamat). Dalam sudut pandang ini, pengarang mempergunakan orang ketiga sebagai pencerita yang terbatas hak berceritanya, terbatas pengetahuannya (hanya menceritakan apa yang dilihatnya saja).
7. Gaya bahasa
Gaya bahasa adalah teknik pengolahan bahasa oleh pengarang dalam upaya menghasilkan karya sastra yang hidup dan indah. Pengolahan bahasa harus didukung oleh diksi (pemilihan kata) yang tepat. Namun, diksi bukanlah satu-satunya hal yang membentuk gaya bahasa.
Gaya bahasa merupakan cara pengungkapan yang khas bagi setiap pengarang. Gaya seorang pengarang tidak akan sama apabila dibandingkan dengan gaya pengarang lainnya, karena pengarang tertentu selalu menyajikan hal-hal yang berhubungan erat dengan selera pribadinya dan kepekaannya terhadap segala sesuatu yang ada di sekitamya.
Gaya bahasa dapat menciptakan suasana yang berbeda-beda: berterus terang, satiris, simpatik, menjengkelkan, emosional, dan sebagainya. Bahasa dapat menciptakan suasana yang tepat bagi adegan seram, adegan cinta, adegan peperangan dan lain-lain.
Terima kasih, punya anda sesuai kurikulum KTSP.
Jelas bgt pemaparannya… jadi bahan gw bwt ngjar.. thx yc
Tambahan referensi buatku ttg unsur2 intrinsik. Makasih ya..
PR anak saya terjawab. Makasih 🙂
thankz bwt bantuannya yua..
thankz banget atas informasinya
aq jadi gak sulit bikin pr
soalnya di suruh bikin cerpen dan menemukan unsur intrinsik nya
thank’z for all
i like it …….
bagus…..
bagus…..
cari ilmu yg tinggi dan jadikanlah diri anda menjadi orang yg berguna
MAJU TERUS, TAK KENAL MUNDUR
thx
tolong kasih tau contoh konkret sudut pandang pak. biar lebih jelas. thnx
that’s good..
it very helps my task…
thanks a lot…….
tank’s 4 your blog….
tugas den salasai juo….
MAKASIH BOSSSSS
thanx 4 u
thankz yah dah kasih tau.
hm btw klo pengertian latar suasana itu ap?
thank’s jelas banget ^_^
pr saya terselesaikan , terimakasih
Mkc ts info ny.gue jd enak maem krn tgas ud klar.
thank banget ya ………………….!!!
ya bgus
Kalau mau menentukan intrinsik dan ekstrinsik pada novel,itu bagaimana?
makasih ya atas infonya, aq jadi bisa nyelesaiin tugas bahasa aq,,thanxs bgt lohhh
suwon nggeh ,arsip niki nulung kulo
terima kasih atas isi dari artikelnya jadi bisa membantu saya buat bahan mengajar.
makathie y guys
Makasih unsur instrinsiknya saya unduh, untuk perbandingan.
thx ya… ini buat referensi saya buat karya tulis
makasih, ga usah nyari kemane-mane! trus berkarya ya!
thx ya,,, lumayan bwt bhan presentasi..
terima kasih saya jadi punya bahan untuk membuat makalah kuliah saya
makasih banyak y, jadi gk prlu susah” mikir….
.,thanx’s bgt au jdhi guax sush crhi tugas……….
makasi infonya !
This info is sooooooo useful. Thank you. Kendalj
klo bisa, lebih diperjelas lagi yach dengan contohnya….
kalau unsur ekstrinsik prosa apa yach ???
aku udh bingung cari kesana.kemari, tp g dpet . .
iya betul juga tuch,,
unsur ekstrinsik pada prosa pa ?
thx banget yach..
kami yg buka blog kamu bisa mendapat ilmu pengetahuan, dan terjawab soal latihan saya.
weel.its good for me to finish my skript. tks alot for this article
makasih infonya.
tapi ada yang kurang, kalo unsur ekstrinsik prosa fiksinya apa aja yah?
tugas sekolah nih -.-
sekali lagi thanks a lot yak, jadi terbantu 😀
matur nuwun
avh matur nuwun
Sblmnya terima kasih atas pemaparannya.
Tp klo blh minta tlg, sy ingin pemaparannya ditambah dg penjelasan ttg nilai-nilai dlm suatu novel.
Sy sngt membutuhkannya krn skripsi sy menganalisis ttg nilai yg trdpt dlm novel … …
TERIMA KASIH……….
Aduh,Tx buangat akhirnya karena ada unsur instrinsik nya,tugas bahasa ku selesai secara cepat.
Makasih ya… 😀
terimakasi…. bahan buat ulangan bsk ni. hehehe…. 🙂
good,,,aku contek yah mas,,
makasih byk
aku suka banget pemaparannya….
jelas, berisa dan singkat….
jadi aku punya bahan buat kerja tugas
kampus dan bahan ajar lagi dech……
thx ya, kartul saya terbantu 🙂
Lengkap banget & jelas pemaparannya…
Jd tugasq bwt d sekolah udah ngerasa lengkap..
Thx..
makasih Bung ! ^_^
thanks ya
mau tanya apa bedanya antara sudut pandang orang ketiga pelaku utama denga orang ketiga serba tahu. soalnya dalam soal uan itu ada soal sudut pandang org ketiga pelaku utama, sudut pandang org ketiga pelaku sampingan dan sudut pandang orang ketiga serba tahu??? tolong dijelaskan ke email saya.
thx banget buat infonya keren dan lengkap pula
🙂 HIHIHIHIHIHI
trims atas infonya semoga beranfaat.
Posting yang keren and sipp.
thanks……….
]semuanya sesuai dgn pr qu
akhhirnya tugas ku selesai juga
saya sudah bisa menanggapi apa yang anda beritahukan lewat blog ini terima kasih………………,,,,,,,,,,
yes!! akhitnya dapet buat bahan ulangan dan PR!! Tks yaa 🙂
Mksih BGT, yyyYyy.
. Alhamdulillah bza uga ngerjain Pr BHS indonesia
Hemm merasa sdikit tertolong! Thans for your information.
thanks infonya
Alhamdulilah yah utdaaa bisaa dapett informasinaa
#Sesuatuk bangetth ^^ 😀
akhirnya pr nya selesai jugha
makasih buat infonya
jadi ngebantu saya yang lagi ulum ^^
thanks infonya, . .^_^
terima kasih karena telah menambah pengetahuan saya tentang unsur intrinsik. berguna untuk saya mengajar.
wawawa..
keren.. membantu banget ug buat belajar gue .. 😉
makasih ya.
sangaaat bermanfaat.
maaf ya,,aku copy
thanks ya bro.. suksess..
g pp kan di copy
makih banyak yah. . .!!!
makasih yaa. lengkap banget 😀
Lengkap banget. Good (y)
makasih ya
wah sangat membantu
bikin presentasi kelar.. 🙂
Thanks ya
terimakasih,
sangat membantu buat ngerjain tugas sekolah nih 🙂
Sebenarnya sudah sangat jelas,tapi alangkah jelasnya jika Gaya Bahasa (majas) itu dijabarkan lagi,, kan majas ada banyak seperti Majas Hiperbola,Personifikasi,Metafora dll. ,
terima kasih berkat anda PR saya sudah selesai 🙂
thank you 🙂
for your information 🙂
makasih atas bantuan ny
klo intrinsik itu apa ya??
cukup konkret …
trima kasih buat semuanya GBU…
hufttt makasih,, jelas banget
Makasi buanyak yeaa
Akhirnya…. Selesai juga pr saya… XD
[…] https://abdurrosyid.wordpress.com/2009/07/29/unsur-unsur-intrinsik-dalam-prosa/ […]
hatur nuhun……Uji Kompetensi Guru terbantu, belajar sebelum berjuang
,terimakasih atas infonya dgn itu saya dan kelompok belajar saya lebih mudah menjawab soal yg diberikan oleh guru bahasa indonesia, sem0ga lebih bermanfaat lg. utk admin kami do’akan sehat selalu dan diberi umur yg panjan dan bermanfaan, serta rizki yg halal dan banyak.
hha….aq buka ini, cma buat nyocokin sm flm romeo and juliet, tpi aq sng bgt, soal nya aq dpat mngerti..klau ada bhs indonsia
makasih ya, kisi2 ulangan saya lebih komplit daripada sebelumnya
Makasih pemaparannya.. Bisa membantu dlm membimbing putra saya utk persiapan menghadapi UN..
I Like This !
buat ulangan :v
lengkap, mantap!
cool
trima kasih atas materinya
info yang bagus ,
artikel menarik ,