1G, 2G, 3G, 4G, lalu Berapa G Lagi?

Teknologi bergerak (mobile technology) atau kadang disebut juga teknologi nirkabel (wireless technology) makin lama makin berkembang pesat saja. Awal-awalnya hanya 1G – meski sebelumnya konon ada juga 0G – yang hanya bisa dipakai untuk layanan telepon tanpa kabel saja. Selanjutnya masuk ke 2G yang disamping untuk telepon bisa juga untuk berkirim teks. 2G ini hingga sekarang masih yang paling populer digunakan di negeri kita ini. Perkembangan lebih lanjut dari 2G adalah 2.5G yang menggunakan teknologi GPRS, yang bisa mentransfer data jauh lebih cepat daripada koneksi GSM biasa. Selanjutnya teknologi GPRS dikembangkan lagi dan muncullah teknologi EDGE, yang kemampuan transfer datanya jauh lebih cepat daripada GPRS. Inilah teknologi 2.75G.

Tidak lama sesudah 2.75G, muncul pula 3G – yang sering disebut triji – yang tentu saja kemampuan transfer datanya lebih cepat daripada 2.75G. Transfer data yang cepat pada 3G memungkinkan dilakukannya video call dengan baik. Namun pertanyaannya, seberapa butuh masyarakat kita terhadap layanan video call. Tidak bisa dipungkiri, kebanyakan dari kita sudah merasa cukup dengan audio call untuk berkomunikasi, tanpa perlu gambar maupun video. Video call juga diyakini bisa disalahgunakan oleh mereka-mereka yang lemah moralitasnya, misalnya untuk melakukan cybersex dan semacamnya. Ini tentu saja akan merusak moralitas masyarakat.

Belum lagi 3G benar-benar settled, kini sudah marak pula teknologi 3.5G. Tentu saja kemampuan transfer datanya lebih dahsyat. Dan katanya, teknologi 4G kini juga sedang dikembangkan. Kalau sudah begini, kayaknya nanti akan ada 5G, 6G, 7G dan seterusnya. Mungkin sampai 100G kali ya.

Teknologi bergerak alias teknologi nirkabel memang betul-betul berkembang dengan sangat pesat. Akibatnya, bumi ini terasa begitu kecil dan sempit. Seolah-olah tidak ada lagi sekat-sekat jarak. Komunikasi yang begitu live dalam bentuk audio-visual bisa dilakukan kapan saja dan dimana saja. Ini tentu saja prestasi taraf hidup manusia, namun pada saat yang sama juga tantangan yang tidak ringan bagi manusia itu sendiri.

One Reply to “”

Tinggalkan komentar